Jakarta – Liburan musim panas di Indonesia telah usai bagi penjaga gawang kelahiran Mataram, Emil Audero. Kiper yang kini memperkuat Inter Milan itu terlihat kembali ke Italia setelah menikmati waktu bersama keluarga dan masyarakat lokal di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Namun yang menarik perhatian publik bukan hanya kehadirannya, melainkan cara berpamitan Emil Audero yang cukup unik dan menyentuh. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Audero mengucapkan salam perpisahan dengan menggunakan bahasa Sasak, bahasa daerah khas Lombok.
“Sampun wayah, saqedap-dep e kamiq lalo. Taq ingat kance kabeh. Assalamualaikum,” ucap Emil dalam dialek Sasak yang artinya: “Sudah waktunya, sebentar lagi kami pergi. Akan selalu ingat kalian semua. Assalamualaikum.”
Warganet pun ramai-ramai memuji usaha Audero yang menunjukkan kecintaan dan keterikatan pada tanah leluhurnya. Banyak yang tak menyangka bahwa pemain profesional yang lama berkarier di Eropa itu masih menjaga kedekatan budaya dengan kampung halaman.
Kedekatan dengan Akar Budaya
Emil Audero memang diketahui memiliki darah Indonesia dari sang ayah yang berasal dari Lombok. Meski lahir dan besar di Italia, ia beberapa kali menunjukkan minat dan kebanggaannya terhadap budaya Indonesia, khususnya Sasak.
Selama liburannya, Audero sempat menghadiri beberapa acara budaya dan juga mengunjungi tempat wisata lokal seperti Pantai Senggigi dan Desa Sade. Ia pun sempat ikut bermain bola bersama anak-anak lokal, membuat suasana liburannya makin hangat dan merakyat.
Pulang ke Italia, Masa Depan Masih Misterius?
Usai liburan, Emil Audero kini kembali fokus untuk menyambut musim baru bersama Inter Milan. Meski musim lalu ia menjadi pelapis Yann Sommer, penampilannya tetap mendapat pujian. Kini, spekulasi mengenai masa depannya masih terus berkembang, termasuk kemungkinan mencari klub baru demi mendapatkan menit bermain lebih banyak.
Namun terlepas dari kariernya di Eropa, publik Indonesia tetap menaruh harapan agar Emil suatu hari bersedia membela tim nasional Indonesia, meski peluang itu sangat kecil karena ia pernah memperkuat timnas Italia kelompok umur.
Penutup
Kepulangan Emil Audero ke Italia memang menandai akhir liburannya, namun kenangannya di Lombok dan cara ia berpamitan dengan bahasa Sasak akan terus dikenang oleh masyarakat. Sebuah contoh nyata bahwa identitas dan kebanggaan budaya bisa tetap hidup, meski berada jauh dari tanah kelahiran.
Baca Juga: Jadwal dan Bagan Fase Gugur Piala Dunia Antarklub 2025