5 Catatan dari Kekalahan Bayern Munchen: Logika Aneh Kompany Hingga Buruknya Finishing Sane

“We believe in what we're doing”: Bayern Munich exec Max Eberl defiant  despite capitulation to FC Barcelona - Bavarian Football Works

Bayern Munchen kembali menelan kekalahan memalukan yang memicu tanda tanya besar di kalangan fans dan pengamat sepak bola. Kekalahan ini bukan hanya tentang hasil akhir, tapi juga soal keputusan taktis yang sulit dipahami serta performa individu yang mengecewakan. Berikut lima catatan penting dari laga tersebut:

1. Logika Aneh Vincent Kompany dalam Pemilihan Formasi

Kehadiran Vincent Kompany sebagai pelatih baru Bayern semula memberi harapan baru. Namun, dalam laga ini, ia membuat keputusan yang membingungkan, seperti menempatkan pemain non-ideal di posisi kunci. Formasi yang tidak seimbang membuat lini tengah Bayern kehilangan kendali, dan Kompany tampak terlalu berani melakukan eksperimen di laga penting.

2. Pertahanan Bayern yang Rapuh dan Terbuka

Lini belakang Bayern Munchen terlalu mudah ditembus. Kombinasi Dayot Upamecano dan Matthijs de Ligt tidak terlihat solid, sering terpancing keluar posisi. Tidak adanya cover yang cukup dari gelandang bertahan membuat serangan lawan begitu mudah mencapai kotak penalti. Bayern terlihat seperti tim yang tanpa struktur bertahan yang jelas.

3. Buruknya Finishing dari Leroy Sane

Leroy Sane kembali jadi sorotan. Meski sering berhasil melewati lawan dengan kecepatannya, finishing Sane jauh dari kata memuaskan. Beberapa peluang emas gagal ia konversi menjadi gol, termasuk satu kesempatan satu lawan satu yang berakhir lemah di tangan kiper lawan. Ketidakefektifan ini merugikan Bayern secara keseluruhan.

4. Minimnya Kreativitas di Lini Tengah

Tanpa kehadiran pemain kreatif seperti Jamal Musiala dalam performa terbaik, Bayern terlihat tumpul. Gelandang mereka terlalu kaku dan tidak mampu mengalirkan bola dengan cepat ke lini depan. Ini menyebabkan striker seperti Harry Kane kesulitan mendapatkan suplai bola matang.

5. Mentalitas Tim yang Goyah

Satu hal yang mencolok adalah kurangnya semangat juang dan mentalitas bangkit saat tertinggal. Bayern, yang dulu terkenal dengan semangat “Mia San Mia”, kini tampak kehilangan identitas itu. Begitu tertinggal, permainan mereka semakin berantakan dan tidak ada kepemimpinan di lapangan untuk memotivasi.


Penutup: Banyak Pekerjaan Rumah untuk Kompany

Kekalahan ini menjadi alarm keras bagi Vincent Kompany. Membangun kembali Bayern Munchen bukanlah tugas mudah, terlebih dengan tekanan besar dari manajemen dan fans. Jika keputusan aneh dan performa buruk ini terus berlanjut, era Kompany di Allianz Arena bisa menjadi sangat singkat.

Baca Juga: Juventus Menang Besar, Igor Tudor Malah Ngaku ‘Tidak Pernah Tenang’, Kenapa?